"Ayah Edy Please
Help.....
Dear ayah edy, namaku
Valerina (Bukan nama sesungguhnya) , aku ada sedikit masalah dengan anakku
Joshua (bukan nama sesungguhnya), dulu waktu masi batita he looks so nice, tapi
belakangan ini prilakunya sehari2 makin kurang baik, he turn in to a bad boy
now, ia sekarang lebih sering memaksakan kehendak dan jika tidak di turuti
marah dan sering kali mengamuk, terutama bila di ajak pergi ke tempat2 umum.
Saya sering kali malu dibuatnya. I almost give up ayah, Please help me how to
handle his attitude. Thank you so much fyh."
Dear bu Valerina,
Anak-anak terlahir
dengan membawa sifat dasar yg sangat berbeda2, ada yg ceria tapi ada juga yg
pendiam, ada yg lemah lembut tapi ada juga yg keras, ada yg suka tersenyum tapi
ada juga yg mudah menangis. Sebagian dari sifat2 dasar bawaan lahir ini di
turunkan langsung melalui kromosom dari kedua orang tuanya atau mungkin juga
dari nenek dan kakeknya.
Seiring dengan
bertambahnya usia anak mulai mengembangkan sifat dasar bawaan lahirnya melalui
proses interaksi yg terjadi dalam “proses pola asuh” dari orang tua atau apa yg
di lihat dan di dengar anak.
Anak akan mencontoh
langsung dari keseharian pola asuh orang tuanya juga tontonan2 di televisi.
Manakala orang tuanya mengasuh dengan cara yg kurang tepat maka prilaku anakpun
akan berkembang ke arah yg kurang baik, begitu pula jika kita memberikan
tontonan televisi yg kurang baik maka prilaku anakpun akan mencontoh apa yg
dilihatnya di televisi tersebut. (Penting untuk menseleksi tontonan TV yang
sehat bagi anak)
Pada dasarnya prilaku
anak yg keras dan tidak mudah di atur itu sangat baik, artinya secara bawaan
lahir si anak punya bakat untuk menjadi pemimpin, perhatikanlah rata2 pemimpin
di perusahaan adalah orang yg tidak mudah di atur dan keras. Hanya saja
kerasnya perlu kita arahkan pada hal-hal yg positif sehingga menjadi
”berpendirian teguh” dan tidak mudah terpengaruh hal-hal buruk.
Anak yg keras ibarat
seorang Manager kecil dalam rumah, maka ia hanya akan mau bekerjasama dan
menuruti Direkturnya atau orang tua yang pandai memimpinnya. Jadi kuncinya
adalah kita harus menjadi Direktur bagi sang manager kecil di rumah.
Anak dengan tipe
manager ini perlu teknik khusus dalam mendidiknya, yang pertama anak2 manager
menyukai orang tua yg SEDIKIT BICARA tapi JELAS APA MAUNYA dan sangat kurang
menghormati orang tua yg TERLALU BANYAK BICARA tapi tidak jelas isinya dan
maunya. Jadi kurangi bicara kita, jelaskan apa yg kita harapkan darinya POINT
PER POIN dan juga jelaskan tentang hal-hal apa saja yg kita tidak ingin dia
ulangi lagi.
Yang kedua anak dengan
tipe Manager menyukai sistem didik REWARD DAN KONSEKUENSI/”PUNISHMENT”. Jadi
pada saat kita sedang duduk santai coba susun dan tuliskan apa saja hal-hal yg
di sukai anak kita seperti main game, main sepeda, nonton channel kesukaan dsb.
Gunakan daftar ini untuk mekanisme reward dan punishment. Misalnya jika dia
tidak kooperatif atau memaksa maka dia tidak akan bisa menonton channel
kesukaanya selama 1 hari ini. Dsb. Jangan pernah memberikan ”Punishment” pada
saat kita sedang marah karena cenderung terlalu keras dan menyakiti hati atau
fisiknya. Jika sudah kembali sadar biasanya punishment yang terlalu keras
sering kali kita batalkan sendiri dan akhirnya anak kita tidak percaya lagi
pada ucapan orang tuanya. (Ingat prinsip kepemimpinan adalah being Trusted atau
bisa percaya ucapannya)
Upayakan reward dan
konsekuansi atau punishment untuk mengurangi dan meniadakan hal2 yg ia sukai
dan bukan memberikan hukuman yg bersifat melukai hati atau fisiknya.
Anak tipe Manager
biasanya cukup cerdas untuk menimbang antara hasil dan effort yg harus di
lakukan. Oleh sebab itu gunakan teknik Eskalasi, artinya jika kelihatannya satu
reward tidak menarik lagi baginya mungkin bisa di gunakan reward yg lebih
menarik, dan sebaliknya jika kelihatannya satu punishment kurang membuatnya
berubah maka naikkan eskalasinya, gunakan ”punishment” yg lebih membuatnya
kurang nyaman.
Salah satu tipe anak
Manager adalah sering menguji Konsitensi antara ucapan dan tindakan orang
tuanya. Pada saat sebuah aturan main atau kesepakatan di terapkan pertama
kalinya biasanya tidak langsung mau dia patuhi, ia coba melanggarnya di awal,
untuk menguji apakah benar orang tuanya konsisten melaksanakanya, atau jangan2
hanya gertak sambal belaka. Maka jadilah orang tua yg konsisten antara apa yg
di ucapkan dengan tindakan. Lakukan dengan tegas apa yang kita sudah ucapkan
tanpa kompromi.
Sifat lainnya dari
seorang anak tipe Manager adalah suka menegosiasikan hukuman, baik
menegosiasikan bebannya atau menegosiasikan waktu pelaksanaanya. Maka jadilah
orang tua yg tegas. Katakan TIDAK ADA KOMPROMI, lakukan sekarang juga ! Tegas
tidak sama dengan marah, tegas berada satu level di bawah marah, tegas adalah
pada saat AKAL kita masih lebih menguasai EMOSI sedangkan saat marah Emosi kita
jauh lebih menguasai akal. Jadi orang marah sering melakukan tindakan yang
tidak masuk akal.
Penting bagi kita untuk
menetapkan aturan main secara jelas dan di pahami oleh anak, agar kejadian yg
sama tidak terulang dan terulang lagi. Aturan yg jelas dan tegas akan membuat
anak-anak kita tahu bagaimana berbuat benar baik di rumah ataupun di tempat
umum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar