Senin, 15 April 2013

Kekuasaan - (Renungan) oleh gusmus

Tulisan ini diambil dari tweet-nya Gus Mus (@gusmusgusmu) (A. Mustofa Bisri) beberapa waktu yang lalu.

Semoga bisa jadi bahan renungan. :)

//********
 
Assalamu'alaikum waragmatullahi wabarakatuh. Selamat sore! Bagaimana kalau aku ngulwit tentang 'kekuasaan'? :)

1/ UMAR DAN ABU BAKAR :: Ketika Khalifah Abu Bakar Shiddiq dalam keadaan sakit menjelang kewafatannya, sempat memanggil menghadap ...
 

2/ 'tangan kanan'nya, Umar bin Khatthab. Setelah menguji konsistensi dan ketegasan sahabat pendampingnya itu, sang Khalifah berterus terang.

3/ mengemukakan keinginannya agar Umar bersedia menggantikannya sebagai khalifah sepeninggalnya. "Jangan, Abu Bakar!" tukas Umar spontan,


4/ "Aku tidak memerlukan jabatan khalifah itu." "Tetapi kekhalifahan memerlukanmu, Umar;" sahut Khalifah, "aku khawatir maut menjemputku...


5/ dan meninggalkan rakyat tanpa khalifah, pengganti, lalu terjadi seperti apa yang pernah terjadi di Saqiefah dahulu itu." "Tunjuklah...


6/ penggantimu selain aku!" "Siapa?" "Abu 'Ubaidah, misalnya. Dia AMIINUL UMMAH, Kepercayaan Umat." "Memang itu sudah aku pikirkan juga,


7/ Umar, namun aku tidak melihat pada diri 'Ubaidah Ibn Jarrah kekuatan seperti yang ada pada dirimu. Dia memang dapat dipercaya; tapi aku


8/ ingin orang kuat yang dapat dipercaya. AL-QAWWIYYUL AMIIN. Kaum muslimin saat ini menghadapi dua singa, Parsi dan Rum. Mereka dihadapkan


9/ kepada hanya dua pilihan: Ataukah mereka mampu menyinari dunia dengan cahaya Islam, atau dunia justru akan memadamkan cahaya Islam."


10/ "Allah akan menyempurnakan cahaya Islam, betapa pun orang2 kafir tidak senang." "Allah menyempurnakan cahaya Islam melalui hambaNya...


11/ yang pantas, yang berjuang, yang ikhlas!" "Bagaimana Anda memilihku, Khalifah, sedangkan aku sering berbeda pendapat dan pandangan


12/ dengan Anda?" "Justru itu yang memperkuat pilihanku. Aku ingin seorang yang bila mengatakan tidak, ia mengatakannya dengan sepenuh hati;


13/ bila mengatakan ya, ia mengatakannya sepenuh hati." Mereka berdua terus berdebat saling bertukar argumentasi. Yang satu bersikeras


14/ meminta, yang lain bersikeras menolak. Didesak terus, akhirnya Umar yang perkasa itu pun menangis. "Abu Bakar, aku mengkhawatirkan..


15/ diriku, agamaku, dan akhiratku.." "Wahai Umar, dalam urusan kekuasaan ini, ada dua orang yang celaka: pertama, orang yang berambisi...


16/ menjadi penguasa padahal dia tahu ada orang yang lebih pantas dan lebih mampu daripada dirinya. Kedua, orang yang menolak ketika diminta


17/ dan dipilih, padahal dia tahu dirinyalah yang paling pantas dan paling mampu. Dia menolak semata-mata karena lari dari tanggungjawab...


18/ dan enggan berkhidmah kepada umat." "Wahai Abu Bakar, demi persahabatan dan kecintaanku kepadamu, jauhkanlah aku dari beratnya hisab


19/ di hari Kiamat kelak." "Kau lupa, Umar, imam yang adil kelak akan dipayungi Allah di hari tiada payung kecuali payungNya." Umar semakin


20/ keras menangis, "Imam yang adil, ya. Tapi aku?" "Kau juga, kau juga, Umar!" "Besok di hari Kiamat, kau tidak bisa menolongku apa-apa,
21/ Abu Bakar; bila Allah menghendaki menghukumku." "Wahai Umar anak Ibu Umar, bukan demikian Alah ditakwai dengan sebenarnya. Bukankah kau


22/ tahu ayat yang longgar turun selalu dibarengi dengan ayat yang keras dan sebaliknya, agar orang mukmin senantiasa dalam harap dan cemas.


23/ Tidak mengHARAP dari Allah sesuatu yang ia tidak berhak atasnya dan tidak CEMAS atas sesuatu yang diletakkan Allah di tangannya.


24/ Bila setiap orang yang mempunyai tanggungjawab tidak melaksanakannya karena takut kepada Allah, niscaya takut kepada Allah akan berubah


25/ menjadi buruk sangka kepadaNya. Dan akan rusaklah tatanan dan tersia-siakanlah hak2 kaum lemah, mustadh'afïn." "Apakah tidak ada orang..


26/ orang lain selain aku yang lebih pantas dan mampu?" "Baiklah, mari kita nilai dirimu, Umar! Maukah kau dengan sejujur-jujurnya menilai..


27/ menilai dirimu sendiri?" "Baik." "Katakanlah, demi Allah yang mengetahui apa yang ada dalam hatimu, apakah kau melihat ada orang yang


28/ lebih pantas memegang jabatan ini melebihimu?" "Aku tdk meragukan bahwa ada orang yang lebih baik katimbang aku." "Jawab pertanyaanku,


29/ wahai Umar, apakah engkau melihat di antara kaum muslimin setelah aku, ada orang yang lebih kuat katimbang dirimu dalam mempertahankan..


30/ kedaulatan mereka?" Umar menahan deras air matanya dan menjawab lirih, "Allahumma laa.. memang, sayang tidak ada." "Alhamdulillah!"


31/ "Tapi Anda harus bermusyawarah terlebih dahulu dengan orang2, wahai Abu Bakar." "Tentu. Aku akan melakukannya, Umar. Hambatan yang...


32/ terberat sudah kulalui. InsyaAllah yang lain akan lebih mudah." *** Kisah di atas aku nukil-sarikan dari serial "Malhamah Umar"nya Ali


33/ Ahmad Baktsïer. Siapa tahu itu bisa menjadi bahan renungan dalam suasana demam kekuasaan seperti sekarang ini. Wallahu a'lam.


*)
Benny Bendz On Twitter @bennybendz

Tidak ada komentar:

Posting Komentar